Paulus tidak menyebut Taurat sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, ia mengakui kekudusan Hukum Taurat. Namun Paulus menunjukkan bahwa walaupun Hukum Taurat itu bauk dan mulai, tetapi manusia tidak berhasil memegangnya dan diHukum karena Taurat. Hukum ini bersifat rohani, sedangkan kita manusia bersifat jasmani yang diperbudak dalam dosa. Akibatnya manusia tidak mampu melakukan apa yang baik walaupun ia menyadari bahwa ia harus melakukannya. Karena itulah kita tidak dapat dibenarkan melalui Hukum Taurat. Sebaliknya, oleh karena Hukum Taurat kita disadarkan pada dosa-dosa kita dan harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Karena ketidaksanggupan manusia itulah Allah melalui Yesus Kristus membatalkan Hukum Taurat atas manusia dengan menggenapinya melalui Yesus Kristus.

Jadi setelah membaca ini, kita pun disadarkan kembali bahwa Yesus berkorban untuk kita yang tidak memiliki kemampuan untuk menggenapi Hukum Taurat itu melalui diri-Nya. Jika kita renungkan kembali betapa beruntungnya kita sebagai orang percaya. Apa yang tidak dapat kita lakukan, Yesus melakukannya bagi kita, supaya kita dapat hidup di hadapan Allah dengan damai sejahtera. Sebab dosa telah menjadi jurang pemisah yang tidak dapat dihubungkan kembali, dan Yesus mengambil tindakan untuk menghubungkannya. Ia melakukan-Nya untuk kita.

Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan Hukum Taurat, karena justru oleh Hukum Taurat orang mengenal dosa.
Roma 3:20 (TB)