
Ada sebuah raja yang sangat tamak. Seluruh kerajaan-kerajaan tetangga sudah berhasil ia takhluknya. Kemudian ia menjadi ingat pada kerajaan yang letaknya sangat terpencil. Raja ini kemudian memutuskan untuk melakukan peperangan. Kerajaan yang hendak direbut rupanya sudah mendapatkan kabar, sehingga seluruh istana begitu sibuk menyiapkan pertahanan.
Namun keputusan raja sangat mengejutkan. Sang raja memutuskan meninggalkan kerajaannya dan memberikan surat wasiat untuk menyerahkan tahtanya kepada raja yang baru. Raja itu tidak ingin banyak dari prajurit dan warganya yang mengalami luka karena perang.
Selama bertahun-tahun raja itu tinggal di dalam hutan dan raja yang baru juta telah memimpin kerajaannya. Suatu saat raja yang baru sedang berburu ke hutan hingga tersesat. Raja baru itu sangat kelaparan dan akhirnya pingsan. Ketika raja baru itu membuka mata, didapatinya seseorang yang telah merawatnya yaitu raja yang ia rebut tahtanya.
“Kau bisa saja membunuhku, mengapa kau menolongku?”
“Jika aku memiliki keinginan untuk membunuh, maka apa bedanya denganmu? Dan bagaimana mungkin kau masih bisa membuka mata hingga detik ini?”
Melihat sikap lawannya, raja baru itu menjadi malu dan sadar bahwa kebaikan hati lawannyalah yang telah memelihara nyawanya. Kemudian mereka berdua kembali ke istana dan raja baru mengembalikan tahta kepada lawannya.
Orang yang kuat sekalipun masih akan mampu dikalahkan oleh orang yang lebih kuat. Demikian pula dengan orang yang pintar, orang kaya, penyanyi yang bagus suaranya, masih ada orang yang lebih hebat dari mereka. Namun tidak satupun dari semua itu yang mampu mengalahkan kebaikan.
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Roma 12:21