
Bagaimana rasanya jika kita dijanjikan suatu hal yang sangat kita inginkan, namun tidak berama lama setelah menerimanya kita dipaksa untuk menyerahkan kembali hal itu. Sebagian kita mungkin akan sangat kesal, marah, kecewa, dan tidak rela memberikannya kembali. Seperti itulah kira-kira keadaan Abraham saat ia diminta Allah untuk mengorbankan anaknya. Namun tanpa membantah dan kecewa sedikit pun, Abraham langsung melakukan perintah Allah keesokan harinya. Bahkan pada saat Ishak bertanya tentang korban yang akan mereka gunakan, Abraham menjawab “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku (Kej. 22:8).”
Apakah saat ini Allah sedang meminta kita untuk mengorbankan sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita? Apakah kita terlalu khawatir bahwa keadaan kita akan kekurangan? Apakah kita merasa takut menghadapi hari esok sehingga mengurangi kedamaian di hati kita? Sesungguhnya Tuhan tidak sedang menelantarkan kita, Ia tidak sedang menguji kita. Tuhan peduli atas semua yang kita perlukan dan kasih setia-Nya berlimpah untuk kita.
Tuhan pasti sediakan, asal kita mau taat pada perintah-Nya. Pekerjaan Tuhan tidak dapat terselami oleh pikiran manusia dan keputusan-Nya tidak dapat kita mengerti. Namun satu yang pasti adalah Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk mereka yang mengasihi-Nya. Bahkan di detik-detik terakhir yang menurut pemahaman manusia tidak mungkin, Allah sanggup menyediakan apa yang kita perlukan secara tidak terduga. Sehingga saat dalam keadaan terhimpit sekalipun, kita tetap dapat berkata dengan yakin “Tenanglah, hai jiwaku. Tuhan pasti sediakan.”
Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
1 Korintus 2:9