Tidak ada satu pun manusia yang luput dari pencobaan, setiap oranag pasti pernah mengalaminya. Ada dua jenis pencobaan: yang diijinkan Tuhan untuk meningkatkan kualitas iman (seperti yang dialami Ayub), dan pencobaan karena kesalahan sendiri. Ketidakmengertian mengenai pencobaan ini menyebabkan banyak orang memiliki persepsi yang salah, sehingga bila ada saudara seiman yang mengalami pencobaan selalu dianggap telah berbuat dosa. Dampaknya, orang itu menjadi tawar hati karena merasa tertuduh dan imannya menjadi goyah, padahal dalam situasi sulit seperti itu orang butuh dukungan dan kekuatan.
Karena itu ketika kita mengalami pencobaan langkah yang tepat adalah kita datang kepada Tuhan. Jika pencobaan yang kita alami adalah akibat dari kesalahan, pelanggaran atau ketidaktaatan, langkah terbaik yang harus kita lakukan adalah bertobat. Sebaliknya jika Tuhan mengijinkan kita mengalami pencobaan karena Ia hendak menguji kualitas iman, percayalah Ia pasti memberikan pertolongan. Dan ketika orang lain mengalami pencobaan berilah dorongan atau motivasi yang dapat menguatkannya. Tuhan kita adalah Allah yang setia, yang tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.
“Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.”
Galatia 6:1