Tuhan, Aku Mengerti

Tuhan, Aku Mengerti
Tuhan, Aku Mengerti

Malam ini aku kembali dibuat mengerti oleh Tuhan. Aku secara tidak sengaja membaca status teman lama di media sosial. Tiba-tiba ada rasa marah yang timbul di dalam hati. Dulu kami memang sempat berselisih. Kemudian Roh Kudus peringkatkan, “Kenapa kamu menjadi marah?”

Pelajaran pertama yang bisa aku ambil adalah, jangan berprasangka buruk terhadap orang lain. Belum tentu status itu ditujukan pada diriku, atau malah-malah temanku itu sudah lupa. Prasangka buruk hanya akan membuat hati kita menjadi busuk.

Kedua, rasa marah yang timbul dengan disertai rasa bersalah itu karena perselisihan masa lalu yang tidak ada penyelesaiannya. Akan lebih baik jika setiap permasalahan yang ada harus diselesaikan dengan segera agar tidak menjadi momok di masa mendatang, sebab perselisihan yang berkepanjangan kerap menjadi alat iblis untuk memecah pertemanan.

Ketiga, meminta maaf. Kunci utama untuk bisa lepas dari hal-hal buruk di masa lalu yang berkaitan dengan orang lain adalah dengan cara meminta maaf dan memaafkan. Jika “maaf” tidak pernah diperkatakan, maka kedamaian akan susah bersemayam di dalam hati.

Keempat, kesempatan untuk memperbaiki diri. Pengalaman masa lalu adalah cambuk agar kita bisa selalu berbuat jauh lebih baik dari apa yang telah kita lakukan pada masa lalu. Akan menjadi sia-sia jika kehidupan kita tidak memiliki kemajuan.

Berprasangka buruk, tidak mampu menahan emosi, egois, dan tidak mau memperbaiki diri itu sama halnya kita sedang menggali kebinasaan diri sendiri. Di sinilah Tuhan ingin kita untuk bisa mengerti pentingnya memahami orang lain.

Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Hosea 14:10

Bagikan Artikel: