
Keluarga kami baru saja menempati rumah baru. Secara bergotong royong kami membersihan rumah baru itu. saya dan adik mendapatkan tugas untuk menyapu serta mengepel lantai. Saya lihat adik tidak beranjak dari beranda rumah dan tidak berhenti menyapu. Saya pun penasaran kemudian mulai mendeketainya untuk bertanya.
“Apakah tugasmu sudah selesai?”
“Apa kakak lihat? Aku sudah menyapu lantai ini hingga bersih, namun tiupan angin terkadang membawa daun-daun kering dan mengotori lantai ini lagi.”
Saya memang melihat pekerjaan adik saya itu begitu sempurna, lantainya benar-benar bersih. Namun saat angin datang bertiup, ada saja daun yang mengotori lantai rumah kami dan jika dibiarkan selama berhari-hari maka lantai rumah kami akan sangat kotor.
Kemudian saya menjadi inga pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib di mana Ia telah menyapu bersih dosa-dosa kita. Namun ketika kita tidak bisa menjaga kehidupan kita, maka titik-titik dosa itu akan muncul kembali dan mengotori kehidupan kita. Ada baiknya jika kita segera membersihkan hidup kita dari dosa sebelum kita benar-benar terjerumus dan binasa di dalamnya.
Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Yesaya 1:18