Aspek lain dari hati yang hancur yaitu kerendahan hati untuk menderita karena kebenaran dan tidak ingin membalas dendam. Tuhan Yesus telah memberikan contoh yang luar biasa dalam hal ini. Ketika Ia dicaci maka, Ia tidak membalas dengan caci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ini jugalah yang harus kita lakukan sebagai murid Kristus. Petrus juga memberikan satu pelajaran yang sangat penting untuk kita renungan. Ia berkata bahwa: sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak seharusnya ia tanggung. Sebab dapatkah disebut sebuah pujian, jika kita menderita pukulan karena berbuat dosa.
Jadi jika saat ini kita menderita karena berbuat baik, itu adalah kasih karunia Allah. Artinya kita hidup di dalam kehendak Allah. Firman Tuhan berkata bahwa itu adalah berkat bagi kita, tapi jika kita menderita karena berbuat dosa itu adalah konsekuensinya, tidak ada pujian yang datang dari Allah. Karena itu jangan bosan-bosan untuk tetap berbuat baik, meskipun kita tidak dihargai, meskipun tidak ada yang melihat, meskipun kebaikan kita dibalas dengan kejahatan, jangan pernah menyimpan dendam. Percayalah Allah yang mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan akan membalas sesuai dengan janji firman-nya. Ingatlah juga bahwa carilah pujian Allah di atas segala pujian yang dapat dunia berikan.
Sebab adalah kasih karunia Allah, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
1 Petrus 2:19