
Ibu mengantarkan adik ke sekolah dengan berjalan kaki. Kebetulan sekolah adik memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah. Saat di perjalanan, ibu berhenti sebentr dan mengeluarkan beberapa keping koin dari dompetnya untuk diberikan kepada seorang pengemis. Adikpun protes kepada ibu mengapa harus memberi kepada orang yang tidak dikenal.
“Ibu, mengapa ibu memberi uang kepadanya? Bukankah kita ini belum memiliki banyak uang? Kita kan bukan orang yang kaya raya, Bu.”
“Selama kita masih mampu untuk memberi meskipun kita bukan seorang kaya raya, itu tandanya kita masih diberkati oleh Tuhan.”
Dalam rumus matematika, memberi sama halnya mengurangi harta kita, namun dalam rumus Tuhan, memberi merupakan benih yang kita tanam dalam kerajaan surga di mana suatu hari nanti kita akan mendapatkannya kembali berlipat kali ganda. Memberi juga selalu mempunyai arti, yaitu membahagiaan orang lain dan diri kita sendiri. Memberi membuat kita belajar untuk tetap bersyukur.
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
2 Korintus 8:12