Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir yang disebutkan dalam Alkitab. Dia adalah seorang nabi yang tegas dan berani. Ia memberitakan tentang pertobatan dan tidak segan-segan menegur orang yang hidup dalam dosa. Suatu ketika saat ia seang berkhotbah di padang gurun, banyak orang Farisi dan Saduki datang kepadanya untuk dibaptis. Namun Yohanes Pembaptis menegur mereka dengan keras dan menyebut mereka keturunan ular beludak (Mat. 3:7). Rupanya mereka memiliki motivasi yang salah, hanya untuk dilihat dan diakui oleh orang banyak bahwa mereka telah bertobat. Yohanes Pembaptis mengetahui kejahatan hati mereka sehingga ia menolak mereka. Yohanes Pembaptis mengajarkan bahwa mereka harus menghasilkan buah dari pertobatan. Artinya jika mereka benar-benar bertobat, hal itu harus terbukti dari perbuatan mereka. Sebab pada akhirnya semua orang yang tidak menghasilkan buah yang baik akan dibuang ke dalam api neraka.

Peristiwa ini pun mengajarkan kita orang percaya agar sungguh-sungguh menjadi orang yang bertobat. Kita wajib menanggalkan kehidupan dosa kita dan hidup dalam kebenaran yang terpancar melalui perbuatan. Kita akan sama dengan orang-orang Farisi dan Saduki, jika kita menyebut diri sebagai anak-anak kebenaran sedangkan kita tidak hidup dalam kebenaran. Mungkin saat ini kita bersandiwara di hadapan manusia, namun Tuhan tidak dapat dipermainkan. Akan tiba waktunya setiap kita akan menerima konsekuensi dari perbuatan kita.

Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang menghasilkan buah yang tidak baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Matius 3:10