Bebarapa waktu yang lalu, saya merasakan pagi yang berbeda dengan biasanya. Kebetulan saat itu hanya saya yang belum berangkat bekerja. Saya merasakan sukacita yang luar biasa. Hati saya bernyanyi memuji Tuhan. Tiba-tiba ada keinginan untuk berdoa, saya pun berterima kasih kepada Tuhan bahwa di dalam kondisi yang menyesakkan, Tuhan tetap menghadirkan damai dan sukacita dalam hidup saya. Kemudian saya mulai menangis dan berkata-kata dalam bahasa roh.
Saya menyerukan kepada Tuhan, “Siapakah aku ini Tuhan? Layakkah diriku untuk Engkau kasihi, sementara kehidupanku masih banyak dosa. Engkau begitu baik kepadaku dan tak sedetikpun kasih-Mu berlalu dari hidupku.”
Mungkin kita kerap lupa bahwa diri kita begitu berharga di mata-Nya. Mungkin kita secara tidak sadar telah meninggalkan Tuhan. Namun yang pasti, seburuk apapun “rupa” kita, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan selalu memperhatikan biji mata-Nya dan itu adalah kita.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
Mazmur 17:7-8