Perubahan hidup kita akan terjadi hanya karena kita sering berdoa, sering beribadah dan melakukan kegiatan keagamaan lainnya. Perubahan terjadi ketika kita memiliki iman yang benar di dalam Dia. Ketika Yesus sedang berjalan, kerumunan orang menyertai-Nya di sepanjang perjalanan. Ada ribuan orang yang menyentuh sumber kehidupan itu tanpa ada efeknya. Namun, ketika seorang perempuan yang sakit pendarahan mendekatinya dengan penuh iman dan keyakinan mendekati dan menyentuh jumbai jubah-Nya, seketika itu juga ia menjadi sembuh. Yesus segera berbalik dan bertanya: “siapakah tadi yang menjamah Aku?” Dia tidak sedang bertanya siapa yang menyentuhkan secara fisik karena Ia tahu ada ribuan orang yang mendekati-Nya dan berusaha menyentuh-Nya. Lebih dari itu Ia bertanya, siapa yang menjamah-Nya dengan iman, sebab dalam sentuhan sederhana itu Ia merasa ada kuasa yang keluar dari diri-Nya. Jika kita perhatikan kuasa itu keluar karena Yesus dijamah dengan iman.

Jadi perubahan hidup, kesembuhan bukan ditentukan seberapa banyak kita berdoa, seberapa sering kita mengikuti kegiatan ibadah, namun seberapa besar kita mempercayai-Nya, seberapa dalam pengharapan yang kita taruh kepada-Nya. Jangan pernah berharap mujizat terjadi jika iman kita biasa-biasa saja, jangan berharap perubahan terjadi jika kita memiliki relasi dengan Allah biasa-biasa saja. Miliki iman yang dapat mengetarkan hati Tuhan, sentuhan kita dapat mengalirkan kuasa dalam Diri-Nya seperti perempuan yang pendarahan 12 tahun tersebut.

Tetapi Yesus berkata: “Ada seorang yang menjamah Aku, seba Aku merasa ada kuasa yang keluar dari Diri-Ku”
Lukas 8:45