Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup bukan hanya sekedar memberi diri untuk melayani Tuhan atau melibatkan diri dalam pelayanan. Mempersembahan diri yang sesungguhnya lebih sulit. Di dalamnya terkandung desakan untuk menjaga diri untuk tetap murni dalam roh dan dalam perbuatan, menjalani yang menyenangkan hati Tuhan, dan juga disenangi oleh manusia. Persembahan yang hidup haruslah sesuatu yang bisa kita lakukan senantiasa, berbunga dan menghasilkan bauh meskipun hal itu tidak dilihat oleh siapapun, karena kita melayani Allah. Menjadi persembahan yang hidup adalah menjadikan hari-hari dalam hidup kita sebagai pelayanan bagi Allah.

Mungkin dari kita selama ini sudah melayani Tuhan atau terlibat dalam pelayanan. Tapi apakah kita sudah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, dengan menjaga diri kita tetap murni dalam roh dan perbuatan. Apakah kita juga setiap hari hidup menyenangkan hati Tuhan. Jika kita merasa bahwa hidup kita belum layak untuk disebut sebagai mempersembahkan hidup untuk Tuhan, mari kita mengubah cara hidup kita sehingga kita dapat menjadi persembahan yang hidup bagi Tuhan setiap hari.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Roma 12:1