Tuhan selalu menilai secara obyektif setiap perilaku kita sebagai anak-anak-Nya. Ia ingin kita memiliki perilaku yang terhormat dan terpuji. Dalam menjalani kehidupan ini pastinya setiap kita pernah berada pada situasi yang menyenangkan atau bahkan berada pada situasi tersulit dalam hidup. Lewat pengalaman baik atau pun buruk Allah menghendaki kita tetap memiliki perilaku yang terhormat dan terpuji. Seperti Yusuf melalui pengalaman hidupnya dimanja dan dikasihi ayahnya, dijual menjadi budak, difitnah dan dipenjara dan kemudian menjadi orang yang berpengaruh di Mesir. Kita bisa melihat bahwa dalam kondisi terbaik dalam hidup dan dalam kondisi terburuk sekalipun dalam hidupnya ia tetap berperilaku terpuji dan terhormat. Ia tidak membenci saudara-saudara karena mereka menjual dia sebagai budak, ia tetap menghormati tuannya meskipun pada akhirnya ia dimasukkan ke dalam penjara, bahkan di dalam penjara pun perilakunya tidak berubah, ia tetap berperilaku terhormat dan terpuji, tujuannya adalah menjaga kekudusan nama Allah.

Jadi sebagai orang percaya, menjaga diri, nama baik dan berperilaku terhormat dan terpuji dalam situasi dan kondisi apa pun adalah sebuah kewajiban. Sebab melalui semua itu nama Tuhan dipuji dan dipermuliakan. Melalui Yusuf kita belajar bahwa kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan, penghinaan tidak harus dibalas dengan penghinaan juga. Ingatlah Tuhan melihat apa yang kita lakukan, dan Tuhan akan memperhitungkan itu sebagai kebaikan dan membalas perbuatan kita tepat pada waktunya.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah yang baik bagi semua orang
Roma 12:17