Kita semua tahu bahwa pengampunan adalah sebagian dari gaya hidup Tuhan Yesus. Ia mengampuni orang yang lumpuh, perempuan yang tertangkap basah berbuat zina, bahkan Ia mengampuni orang yang memakukan Dia di kayu salib. Mengampuni seseorang mengandung arti bahwa ada sebuah kesalahan yang sudah diperbuat atau yang telah dilakukan. Mengampuni adalah salah satu amanat Allah bagi kita yang sudah diampuni. Ini harus dilakukan, sebab kegagalan dalam melakukan perintah Allah disebutkan oleh Alkitab sebagai dosa. Sebenarnya seluruh tujuan Yesus datang ke dunia ini ialah untuk mati supaya dosa kita diampuni. Dengan menerima pengampuni ilahi yang luar biasa ini kita disanggupkan untuk dapat mengampuni orang lain.

Lalu apa masalahnya sehingga kita mampu atau tidak mau mengampuni orang lain? Apakah dosanya terlalu besar, apakah perbuatannya terlalu menyakitkan? Lihatlah kepada Yesus, apakah Ia berbuat dosa sehingga layak mati di atas kayu salib? Lihatlah perbuatan-perbuatan tersembunyi kita yang sudah menyakiti hati Allah, tetapi kita tetap diampuni. Jadi tidak ada alasan untuk berkata bahwa orang itu tidak layak diampuni, sebab kita telah dimampukan untuk dapat mengampuni. Mengampuni adalah amanat, amanat artinya perintah yang harus dilakukan.

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Kolose 3:13 (TB)