Semua penderitaan badani itu terbatas sifatnya, artinya ada titik di mana Tuhan berkata cukup. Kapan itu? Saat kita kembali kepangkuan Bapa. Mungkin saat ini kita mengalami penderitaan badani, menderita karena harus tunduk kepada seseorang yang tidak layak menerima ketundukan kita. Menderita karena perbuatan orang lain yang menyakiti hati kita dan kita harus melepaskan pengampunan. Menderita karena harus mengasihi tanpa syarat dan segudang penderitaan lainnya. Menderita karena harus melepaskan hak untuk menunaikan kewajiban sebagai pengikut Kristus.
Tetapi penderitaan-penderitaan badani bermakna kekal itu dapat menjadi persembahan yang berbau harum bagi Tuhan. Saat penghakiman nanti kita memperoleh upah atas penderitaan-penderitaan yang kita alami karena mempertahankan iman kita.
Karena itu, jika kita tahu bahwa penderitaan badani yang kita alami saat ini bermakna kekal, jangan takut sebab ada upah kekal yang menanti kita. Jalani penderitaan kita dengan sukacita sampai pada saatnya Tuhan berkata cukup dan memanggil kita kembali kepada-Nya. Jangan menyerah hanya karena penderitaan-penderitaan yang kita alami saat ini, sebab penderitaan-penderitaan ini juga menyempurnakan hidup kita, sehingga kita berhenti berbuat dosa.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa
1 Petrus 4:1