Pemberi dan Penerima

Kita harus memiliki pengertian yang benar, bahwa karena anugerah Tuhan kita dapat memberi sesuatu yang terbaik kepada-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengesampingkan konsep bahwa kita pemberi dan Dia penerima. Ketika kita melihat orang tua memberikan makanan atau minuman kepada anaknya, dan orang tua itu berkata: bolehkah mama atau papa mencicicpi makananmu? Hal ini tidak menunjukkan bahwa orang tuanya tidak pernah makan atau minum tersebut, melainkan mereka sedang mengajarkan kepada anak-anak bahwa berkat yang mereka terima itu berasal dari orang tua, dan anak harus memiliki hati yang bersyukur dan berterima kasih untuk bisa membaginya. Demikian juga dengan Tuhan, apa yang diinginkan dari kita adalah hati yang bersyukur kepada Dia, dan di dalam keadaan inlah kita memberi yang terbaik bagi Dia.

Jadi memberi yang terbaik juga adalah mampu berbagi apa yang telah kita terima kepada orang yang membutuhkan. Jangan pernah menganggap bahwa kita pemberi dan orang lain penerima. Namun kita memberi karena kita telah diberi oleh Tuhan, sebagai ungkapan syukur itulah kita membagi pemberian itu Tuhan kepada orang lain, atau untuk pelayanan pekerjaan Tuhan. Jangan sombong ketika bisa memberi, sebab apa yang kita miliki sesungguhnya adalah pemberian Tuhan.

tetapi umatku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan ddengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya
Mazmur 8:17