Peluklah Diriku, Tuhan
Peluklah diriku, Tuhan…
Aku merasa tubuhku telah hancur. Hatiku menjadi berkeping-keping. Semangatku patah. Terlebih lagi harapanku yang menjadi entah.
Tuhan, aku tak tahu kemana harus berlari. Semua orang menolakku. Sepertinya, diriku ini sungguh hina. Aku memang tak memiliki apapun. Aku miskin.
Peluklah diriku, Tuhan…
Aku lelah sekali Tuhan. Aku ingin tertidur sebentar saja di pangkuan-Mu. Ingin kuteguk sukacita dari-Mu sedikit saja. Ingin kucicipi kedamaian di rumah-Mu.
Tuhan, kapan semua ini akan berakhir? Kapan beban-beban hidup ini pergi meninggalkanku? Tuhan, kapan semuanya berubah menjadi berkat bagiku?
Peluklah diriku, Tuhan…
Aku merasa sangat bungkuk. Terlalu banyak deita yang kupikul. Tak ada seorangpun mau peduli. Asal mereka senang dan kenyang, maka diacuhkannya diriku.
Tuhan, Engkau tahu siapa aku. Aku melakukan semuanya dengan tulus. Aku sungguh-sungguh mengasihi mereka tanpa kunodai dengan keluhku.
Peluklah diriku, Tuhan…
Aku memohon pengampunan dari-Mu. Aku begitu melupa syukurku padamu. Tak seharusnya aku begini. Tak seharusnya aku melukai hati-Mu dengan teriakku.
Tuhan, inilah aku anak-Mu. Apakah Kau masih mengenaliku yang penuh dosa ini?
Tuhan, inilah aku anak-Mu. Apakah Kau masih mau memelukku yang hina ini?
Tuhan, inilah aku anak-Mu. Apakah Kau masih mengasihiku?

