Pelajaran Pagi Hari
Pelajaran Pagi Hari

Semalam saya beserta ayah dan ibu menginap di rumah saudara jauh. Awalnya kami tidak ingin menginap di sana, namun ibu ingin menghargai tawaran mereka tersebut. Pagi-pagi saat kami bangun tidur, kami berdiskusi. Ibu mengatakan bahwa ada banyak kebiasaan negatif yang terlihat dari mereka itu.

Ketika ibu dan ayah berbicara, saya menyaringnya dan melihat diri sendiri. Sudahkah keluarga kami lebih baik dari mereka? Sudahkah keluarga kami menjadi berkat bagi orang lain? Dan saya pun berusaha untuk tidak menjadi sama seperti mereka (tidak menjadi batu sandungan).

Kedamaian sebuah rumah tergantung dari hati pemiliknya. Ketika hati pemilik rumah tidak tenang, misal sedang berebut warisan, pelit, suka marah-marah, banyak kebohongan dan tidak hidup di dalam Tuhan, maka di dalam rumah itu tidak akan ada berkat serta damai sejahtera.

Selalu ada pelajaran yang bisa kita ambil di dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa yang kita lihat dan dengar hendaknya bisa menjadi alat untuk mengoreksi diri sendiri. Untuk bisa membedakan mana yang baik dan buruk, kita memerlukan hikmat dari Tuhan agar hidup kita selalu berada di dalam kasih-Nya.

Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

Yesaya 32:17