Miskin di Hadapan Allah
Tuhan Yesus berkhotbah dan melakukan banyak mujizat di Galilea, sehingga banyak orang datang kepada-Nya. Pada waktu itu, Ia naik ke atas bukit dan mulai mengajar orang banyak dan juga murid-murid-Nya. Khotbah Yesus ini sangat terkenal dengan sembilan ucapan bahagia, salah satunya ada dalam Matius 5:3: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Tuhan Yesus mengajarkan bahwa orang yang miskin di hadapan Allah itu berbahagia. Jika kita melakukan penyelidikan terhadap ayat ini, maksud ‘orang yang miskin’ di sini adalah orang yang miskin rohani di hadapan Allah. Perhatikan frasa ‘di hadapan Allah’ bukan ‘di hadapan manusia.’ Artinya walaupun di hadapan manusia ia sebenarnya orang yang berohani tetapi ia tetap merasa miskin rohani di hadapan Allah. Hal ini menunjukkan kerendahan hati dan kerinduan yang mendalam untuk selalu dibentuk oleh Allah.
Orang percaya jangan cepat puas rohani. Ketika sudah rajin ibadah, rajin berdoa, rajin melayani, kita berpikir bahwa sudah cukup dan mungkin kita merasa sudah hebat. Kita berpikir bahwa kita sudah ada di puncak kerohanian. Namun yang Tuhan Yesus mau adalah kita selalu merasa masih kurang, ingin terus dipenuhkan oleh kemuliaan-Nya, sehingga setiap waktu hidup kita selalu haus akan Tuhan. Kerohanian yang seperti inilah yang disukai oleh Tuhan dan janji-Nya: merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Matius 5:3

