
Mempunyai hutang memang tidak menyenangkan, apalagi hutang yang ditanggung begitu besar. Seorang ibu pernah memberikan kesaksian di mana ia harus hidup dalam hutang selama beberapa tahun. Ibu itu sebenarnya memiliki penghasilan yang tinggi namun hutang itu membuatnya hidup dalam kekurangan. Kemudian ibu itu mulai mengoreksi hidupnya.
Rupanya ia pernah bernazar kepada Tuhan, di mana ketika ia diloloskan dari sebuah musibah, maka ia akan memberi. Namun ia merasa sayang terhadap sejumlah uang itu dan mulai melupakan nazarnya. Beberapa kali Tuhan mengingatkan dirinya dan berkali-kali pula ibu itu tidak membayar apa yang telah ia nazarkan sebelumnya. Waktu di mana ia terpuruk, ia menjadi ingat akan semua kesalahannya termasuk akan nazarnya yang telah ia lupakan. Ibu itu pun akhirnya membayar apa yang telah ia nazarkan sebelumnya, dan Tuhan pulihkan perekonomian rumah tangganya.
Janji adalah hutang, apapun bentuknya terlebih lagi saat kita berjanji kepada Tuhan. Garis besar dari kesaksian di atas adalah ketika kita ingin semua hutang-hutang itu tertutup, maka belajarlah untuk memberi kepada Tuhan. Jangan sekali-kali mengingkari apa yang telah kita janjikan untuk kita berikan kepada-Nya.
Apabila engkau bernazar kepada TUHAN, Allahmu, janganlah engkau menunda-nunda memenuhinya, sebab tentulah TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu, sehingga hal itu menjadi dosa bagimu.
Ulangan 23:21