Menimbang-nimbang Pemberian

Pada masa kelaparan, seorang pemuda meminta belas kasihan pada saudagar kaya. Sebelum memberi roti, saudagar itu menimbang-nimbangnya dan hanya memberi separuh roti. Sebaliknya saat kekeringan melanda, saudagar itu meminta air pada seorang pemuda. Air pun ditimbang-timbangnya dan hanya diberikan separuh gelas.

“Aku masih sangat haus dan kau memberi hanya setengah gelas,” ujar saudagar.

“Sama sepertimu dulu. Aku hanya mendapat setengah dari rotimu dan aku masih sangat lapar,” sahut pemuda itu.

Seperti ilustrasi di atas, apa yang kita berikan kepada orang lain, itu pula yang akan kita dapatkan kelak. Saat kita tidak mau memberi, maka kita tidak akan diberi. Apa yang kita timbangkan untuk sesama dan untuk Tuhan, itu pulalah yang akan ditimbangkan kepada kita.

Bagaimana Tuhan akan memberkati bila kita sangat pelit?