
Ada seorang perempuan yang suka menyebarkan gosip di desanya. Setiap hari dari pagi hingga petang, mulutnya tidak berhenti untuk membicarakan orang lain. Suatu kali ia merasa lelah dengan kebiasaannya itu dan ia ingin berubah. Ia memutuskan untuk pergi ke kepala desa.
Kepala desa itu lantas menyuruhnya untuk membeli ayam yang sudah mati tapi masih berbulu. Perempuan itu harus berlari sambil mencabut semua bulunya sebelum sampai di rumah kepala desa. Setibanya di sana perempuan itu diminta untuk mengumpulkan semua bulu ayam yang telah ia cabut.
“Bagaimana bisa saya mengumpulkannya kembali? Bulu-bulu itu pasti sudah terbang ke segala penjuru karena terbawa angin.”
“Seperti itulah gosip yang kamu tebar. Beritanya akan terbang ke segala penjuru dan kamu tidak bisa menariknya kembali.”
Membicarakan keburukan orang lain yang belum tentu benar adalah kesalahan besar. Bagaimana kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita katakan jika sudah tersebar kemana-mana? Bisakah kita menariknya kembali? Jika kita yang mengalami hal tersebut apakah kita merasa senang? Berhentilah mengawali keburukan jika kita tidak ingin keburukan itu menimpa diri kita sendiri.
Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
1 Korintus 5:8