Pada tahun 1500 SM, sistem perbudakan sudah diberlakukan di Mesir. Budak tidak mempunyai hak dan martabat sebagaimana yang dimiliki oleh orang yang bebas. Bisa dikatakan bahwa seekor kucing kesayangan raja Firaun lebih bahagia dari pada seorang budak. Ia tidak memiliki masa depan, bahkan nyawa dapat direnggut kapan saja tanpa dapat dipahami atau diterima oleh kaum budak.
Bangsa Israel selau mengingat pembebasan yang Allah berikan kepada mereka, sebab pembebasan berarti mereka menjadi manusia merdeka, manusia yang memiliki harga diri dan segala kehormatan. Karena setiap saat bangsa Israel merenungkan hal pembebasan itu pasti akan mengucap syukur atas perubahan status yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan bukan saja membebaskan namun memberi berkat taambahan yaitu tanah perjanjian, tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Itulah sebabnya mereka secaraa terus-menerus menceritakan kisah pembebasan itu kepada anak cucu mereka supaya mereka terus mengingat kebaaikan Allah bagi mereka.
Demikian yang harusnya kita lakukan, jika Tuhan sudah menolong kita di masa-masa sulit dan sukar harusnya kita menceritakan kepada anak cucu kita agar mereka tahu siapa Allah yang mereka sembah. Menceritakannya secara terus menerus dan turun-temurun sebagai ungkapan syukur kita atas segala pertolongan dan berkat-Nya. Ingatlah dalam bersyukur ada berkat tamabahan yang tak terduga yang Tuhan sediakan.
“Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya”
Keluaran 3:8