Salib Kristus adalah lambang penderitaan. Salib bukan menunjukkan kelemahan fisik, melainkan menunjukkan kehinaan, penderitaan, dan siksaan yang ditimpakan kepada-Nya. Sebagai murid dan pengikut Kristus, memikul salib adalah sebuah keharusan yang akan ditanggung oleh pengikut-Nya. Memikul salib berarti juga rela menderita melawan dosa dengan menyalibkan keinginan-keinginan daging yang masih berusaha menguasai setiap orang yang mengikut Yesus. Memikul salib juga berbicara tentang sukarela menerima tanggungjawab serta penderitaannya yang berhubungan dengan menjadi murid Kristus. seorang penulis bernama Song mengatakan bahwa penderitaan merupakan tempat di mana manusia dengan Allah bertemu, baik orang-orang besar maupun kecil, baik orang saleh maupun orang berdosa. Penderitaanlah yang membuat manusia dekat dengan Tuhan. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat tidak hanya sekedar mengungkapkan percaya kepada kebenaran Injil, tetapi menyerahkan diri untuk mengikut Dia dan siapa untuk memikul salib.

Oleh karena itu sebagai pengikut Kristus jangan pernah merasa heran jika penderitaan, penghinaan dan kesakitan sering kita alami padahal kita tidak melakukan hal yang jahat, itu adalah bagian dari proses seorang murid. Firman Tuhan juga mengatakan bahwa kita dipanggil bukan hanya untuk percaya tetapi juga untuk menderita bersama dengan Dia. Karena itu mari kita menguatkan hati dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Sebab penderitaan, kehinaan dan kesakitan akan menjadi makanan kita setiap hari jika mau sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus yang sejati. Tetapi percayalah di saat kita mengalami semua itu, Allah kita adalah Allah yang setia yang tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”
Matius 16:24