Membenarkan Diri

Membenarkn Diri
Membenarkn Diri

Di manapun berada, seorang raja pastilah berkuasa memerintah kerajaannya. Segala keputusan raja pasti akan langsung dipatuhi oleh seluruh menteri dan pegawainya. Namun sungguh malang nasib raja ini, sebab para menterinya lebih mementingkan pendapat mereka masing-masing sehingga sering terjadi kekacauan.

Suatu hari raja menyuruh seluruh pegawai dan menteri istananya untuk berlibur. Rajapun memanggil sekelompok sirkus. Para pemain sirkus berpura-pura menjadi orang buta yang kemudian menuntun gajahnya. Pemain sirkus itu mulai meraba-raba si gajah dan memberitahukan penonton bahwa gajah itu seperti ular sebab yang ia pegang adalah bagian belalai. Ada juga yang mengatakan gajah mirip bambu karena memegang bagian gading, juga menyebutnya pilar ketika memeluk kaki gajah. Yang lebih lucu adalah ketika gajah dikatakan seperti batu.

Pemain sirkus mulai mempertahankan pendapat mereka masing-masing bahwa gajah sesuai dengan apa yang mereka raba. Kemudian para menteri mulai malu dan menyadari apa yang selama ini telah mereka lakukan pada rajanya.

Seringkali kita mempertahankan apa yang kita anggap benar padahal orang lain lebih mengetahui banyak hal. Kita juga kerap tidak mau mengalah sehingga secara tidak sengaja telah melukai perasaan orang lain. Tidak ada salahnya bila kita mendengarkan pendapat orang lain dan mencoba untuk melakukan sarannya jika itu memang baik. Jangan pernah menganggap diri kita paling pintar sebab masih ada yang lebih pintar. Rendah hati lebih baik dari tinggi hati.

Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Mazmur 149:4

Bagikan Artikel: