Melukis Pelangi
Melukis Pelangi

Sore tadi adik saya gagal bermain di halaman bersama dengan teman-temannya. Awan begitu kelabu sampai akhirnya hujan turun. Adik saya menjadi “ngambek” sehingga ibu harus berjuang membujuknya agar bisa ceria kembali. Sekitar dua jam, hujan baru berhenti. Dari balik jendela, adik berteriak, “Ibu! Ibu! Ada pelangi!” Kemudian adik saya pergi ke dalam kamarnya dan keluar kembali dengan membawa seperangkat alat menggambar.

“Ibu, dari mana datangnya pelangi? Bukankah tadi di langit penuh dengan awan kelabu? Bagaimana bisa sekarang langit menjadi biru lalu muncul jembatan warna-warni?”

“Tuhan tidak ingin adik berlama-lama murung, maka Tuhan menghilangkan awan kelabu dan diganti menjadi pelangi,” ujar ibu.

Tuhan memang tidak suka melihat anak-anak-Nya bersedih hati. Tuhan akan selalu memberikan penghiburan dan jalan keluar. Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul sendiri. Akan ada saatnya di mana Tuhan menghalau awan-awan kelabu dari kehidupan kita dan diganti dengan pelangi yang indah. Jika Tuhan bisa membuat langit menjadi menjadi indah, masakan Tuhan yang sama tidak bisa membuat masa depan kita menjadi indah?

Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.

Yesaya 51:3