Rangkaian peristiwa sengsara Yesus memberikan makna tersendiri bagi kita orang percaya. Peristiwa penghianatan Yudas mengawali rangkaian sengsara Yesus. Atas penghianatan ini Yesus mengalami kekecewaan dan kesedihan karena sejatinya Yudas adalah murid yang dikasihi-Nya, dipercayai dan murid yang dipilih-Nya sendiri. Tetapi justru Yudas menghianati gurunya hanya karena tergoda tiga puluh keping perak. Tiga setengah tahun bersama-sama dengan Yesus tidak menghilangkan nafsu rendahnya terhadap uang. Melalui peristiwa ini Tuhan Yesus ingin mengajarkan untuk memiliki kasih pada tingkatan yang tertinggi, yaitu mengasihi musuh. Kasih bukan sebatas kepada orang yang mengasihi sebagai timbal balik namun justru kepada orang yang menyakiti dan menghianati kita. Penghianatan Yudas menjadi awal perjalanan sengsara Yesus, ini menandakan bahwa kasih menjadi tuntutan awal atau dasar bagi orang percaya dalam menjalani totalitas kehidupan di dunia ini.
Melalui peristiwa ini, Yesus memberikan teladan yang sempurna dalam hal mengasihi. Yudas mungkin tidak layak untuk dikasihi tetapi Yesus tetap mengasihi Yudas meskipun Yesus tahu bahwa Yudas akan menghianti-Nya. Mengasihi seperti ini juga yang dituntut Tuhan bagi kita pengikutnya, yaitu mampu mengasihi orang-orang yang berbuat jahat kepada kita, mampu mengasihi musuh kita.
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu
Lukas 6:27 (TB)