Kepercayaan kita kepada Allah bukan berdasarkan bukti-bukti rasional yang kita susun berdasarkan logika kita, sehingga kita dapat merumuskan bahwa Allah seharusnya ada. Namun karena Dia Hidup, Dia sungguh-sungguh ada dan Dia menyatakan Diri-Nya, maka kita dapat menemukan begitu banyak bukti tentang keberadaan-Nya. Diri-Nya, merupakan sebuah kabar baik bagi manusia. Sebab sekalipun Allah ada, namun apabila Dia tidak berkenan menyatakan Diri-Nya kepada manusia, maka kita tidak akan pernah dapat menyadari, mengenal dan mempercayai keberadaan-Nya. Keberadaan Allah dan penyataan-Nya, adalah sebuah presaposisi utama dalam kekristenan. Mengenai keberadaan Allah, Alkitab tidak memberikan petunjuk yang mengandalkan akal, tetapi menyajikan pokok-pokok tentang keberadaan-Nya yang tidak dapat diragukan, dengan ayat pertama dalam Alkitab, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Allah menyatakan Diri-Nya dalam seluruh karya ciptaan yang dapat dilihat oleh manusia dan dalam seluruh karya pemeliharaan-Nya yang dialami oleh segenap umat manusia dan dalam kesadaran keberadaan Allah yang tertanam dalam diri setiap insan.
Jadi apalagi yang membuat kita meragukan keberadaan Allah, Allah bahkan rela menyatakan dirinya kepada kita manusia yang sebenarnya hanya butiran debu saja. Ia Allah yang Mahabesar menyatakan diri-Nya lewat karya, pengelihatan dan hati nurani manusia. Jadi, tidak ada satu hal yang dapat membantah keberadaan dan kehadiran Allah dalam hidup kita. Jangan lagi menggunakan logika, sebab otak kita terlalu kecil, untuk memahami Allah yang teramat besar. Percayalah kepadanya tanpa ada sedikitpun keraguan.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Kejadian 1:1