Paulus dalam surat Roma menunjukkan kemalangan manusia oleh karena dosa yang memanfaatkan Hukum Taurat. Hukum itu sendiri bukanlah dosa, tetapi dosa mengambil kesempatan melalui perintah-perintah dan menghasilkan berbagai hawa nafsu yang jahat dalam diri kita. Dosa memperdaya kita melalui Hukum Taurat, walaupun Hukum Taurat itu kudus, benar dan baik. Sebagai budak dosa, kita tidak berdaya menaati hukum seturut hukum taurat Allah. Walaupun hati dan pikiran kita mengikuti hukum, tetapi kita mengikuti dosa dalam daging kita. Dengan kata lain kita mengerti hukum taurat itu tapi dagimg kita menolak untuk melakukannya sehingga kita terus terbelenggu dalam dosa. Namun umat manusia mempunyai pengharapan karena Yesus Kristus dapat menyelamatkan kita dari tubuh yang celaka. Persyaratan kebenaran dalam Hukum Taurat dapat digenapi di dalam diri kita yang ada di dalam Kristus Yesus, yang tidak berjalan menurut hawa nafsu tetapi menurut Roh.
Itulah sebabnya tidak ada seorang pun yang selamat jika masih berada di bawah kuasa hukum taurat karena tidak ada manusia pun di dunia ini yang sempurna. Syukur kepada Allah yang memberikan kita pengharapan di dalam Yesus Kristus Tuhan, yang sanggup menggenapi hukum Taurat itu bagi kita. Karena itu jangan pernah lagi kita berpikir untuk menganti Yesus dengan apa pun dalam hidup kita. Tidak ada yang seperti Yesus, dan tidak akan pernah ada lagi.
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!”
Roma 7:7 (TB)