Hidup hampa tanpa makna, bukan hanya realitas hidup yang melanda generasi era globalisasi ini, tetapi juga merupakan realitas hidup manusia sepanjang zaman. Alkitab mencatat pengakuan jujur seorang raja yang limpah harta, dihormati rakyatnya, terkenal bijaksana, namun mengalami kebingungan makna dan tujuan hidupnya. Sebagai seorang raja yang dikagumi raja-raja lain yang hidup sezaman, dia pernah menjalani hidup menuruti hawa nafsunya dan berjalan di luar rencana Allah. Inilah pengakuannya: Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Lihatlah aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih daripada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan. Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin.

Jadi kehampaan hidup dapat dialami oleh siapa saja, baik orang yang kurang mampu, setengah mampu atau orang yang berkelimpahan sekalipun. Hal itu terjadi saat seseorang tidak mengerti tujuan hidup di dunia ini. Karena itu mari kita jalani hidup kita di dalam kasih karunia Allah, sebab dalam kasih karunia Allah kita menemukan makna dan tujuan kita hidup di dunia ini. Ingatlah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat memuaskan hidup manusia, sebelum ia menemukan makna hidup itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Temukan dia dan biarkan dia tinggal dan menguasai hidupmu.

“Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”
Pengkotbah 2:17