Tidak Bisa Bicara
Tidak Bisa Bicara

Saya anak ke-2 dari 3 bersaudara, ada kakak (30 th) dan adik laki-laki (19 th). Saya sangat beryukur memiliki mereka. Tapi kadang hati kecil saya menangis dan merasa sakit. Di saat teman-teman saya memiliki keluarga yang sempurna dan sangat bahagia, kadang saya bertanya mengapa saya tak seberuntung mereka yang memliki saudara normal. Kakak dan adik saya ini adalah tunawicara (bisu) sejak lahir. Tetapi saya tidak pernah malu memiliki mereka. Kemana saya pergi, mereka selalu saya bawa.

Pada tanggal 5-6 Agustus 2016 kemarin, mereka mengikuti KKR di Pematang Raya di bawa oleh Mama saya. Saya sangat bersyukur memiliki Mama yang luar biasa. Dia tabah dan sabar dalam menghadapi segala tantangan hidup ini. Dan merawat kedua saudara saya walaupun kami telah ditinggalkan Papa tercinta ke sorga. Tadi Mama saya telepon. Ketika KKR hari Jumat kakak saya didoakan oleh seorang Pendeta. Puji Tuhan kakak masih tetap baik keadaannya dan panitia bertanya apakah ada perubahan pada pendengaranya setelah didoakan? Jawaban kakak saya adalah dia masih sedikit bisa mendengar. Seperti berdengung.

Kemudian di hari kedua tepatnya hari Sabtu, kakak beserta mama saya datang lagi, minta didoakan kembali. Ketika mau naik ke panggung, kakak saya pingsan. Panitia membawa ke ruangan untuk didoakan kembali. Setelah diolesi minyak urapan kakak saya kembali sadar. Kemudian istirhat lalu naik ke panggung lagi untuk dijamah dan didoakan. Tetapi dia pingsan lagi dan sadarnya sangat lama. Setelah sadar maka dibawa pulang ke rumah dengan kondisi masih sama. Tetap dengan pendengaranya yang masih berdegung.

Di hari Minggu, ada acara gereja dan mama seharusnya ikut berpartisipasi. Tetapi karena kakak saya masih lemas maka mama membatalkan ikut acaraa tersebut untuk menjaga kakak saya. Malamnya tepatnya jam 2 pagi kakak saya mengamuk dan semua dinding tempat tidur dirusaknya. Mama kembali membujuk tetapi dia malah memarahi mama, emosinya sangat buruk. Dan setelah diolesi minyak urapan oleh mama maka dia sadar dan tertidur. Di hari Minggu siang itu dia sempat berkata kepada mama bahwa percuma semua yang dilakukan tidak ada hasil seolah dia seperti berputus asa.

Saya memohon untuk mendoakan keluarga saya. Khususnya kakak saya agar segera pulih dari amarahnya, dan mohon agar dia tetap yakin pada kuasa TUHAN bahwa semuanya tiada yang mustahil begitu juga dengan adik saya. Mama saya juga mohon dibantu dalam doa agar mama saya tetap sehat, sabar dan tetap berpengharapan kepada BAPA, di mana selalu banyak pencobaan yang dihadapinya dan hanya bekerja sendiri untuk menghidupi saudara saya beserta nenek saya. Tetapi saya tetap membantu keluarga saya secara materi.

NamunĀ  pada bulan 7 ini juga banyak pergumulan saya di mana dari pekerjaan saya ada efisiensi/pengurangan karyawan. Dan saya termasuk salah satu di antaranya. Semoga TUHAN segera menunjukan pekerjaan yang baru buat saya. Agar saya bisa kembali membantu keluarga saya. Saya selalu percaya dan yakin TUHAN YESUS pasti selalu membuka jalan kepada saya dan keluarga saya. Saya sangat mencintai keluarga saya. Saya sangat ingin bernyanyi dengan keluarga saya. Selama ini puji TUHAN, TUHAN berikan talenta kepada saya untuk bisa menyalurkan suara saya tetapi malah kedua saudara saya yang tidak dapat mendengar dan berbicara. Saya mohon untuk didoakan agar saya dan keluarga dapat melewati segala tantangan ini. Karena saya percaya BAPA selalu sediakan jalan di saat tak ada jalan. Terima kasih.

~ Juwy Purba

Tanggapan Admin,

Kasih memang mudah untuk diucapkan namun sangat sulit dilakukan. Apa yang Saudara lakukan sungguh luar biasa di mana tidak malu dan mau menerima kakak dan adik. Selalu ada maksud baik dari setiap perkara yang Tuhan izinkan terjadi. Teruslah bersabar, berharap, percaya dan jangan lelah mengasihi. Tuhan memberkati Saudara dan memberikan jalan keluar tepat pada waktunya.

GBU