Syafaat didefinisikan sebagai doa, permohonan yang sangat mendesak untuk kepentingan orang lain. Yesus menjadi perantara (Jurusyafaat) bagi mereka yang datang kepada Allah. Sungguh menggembirakan hati untuk memikirkan bahwa Yesus sedang berdoa kepada Allah Bapa atas nama kita. Dan Ia hidup senantiasa, Ia telah dibangkitkan dan tetap hidup untuk selamanya. Sehingga Ia dapat memohon syafaat bagi setiap orang yang datang kepada Bapa melalui Dia. Kita mungkin bertanya “apa yang membuat Yesus memenuhi syarat untuk mewakili kita dalam doa kepada Bapa?” jawabannya karena Yesus Imam besar kita yang suci atau saleh karena Dia adalah Allah. Ia tetap suci selama hidup-Nya di dunia walaupun Ia dicobai sama seperti kita. Suci berarti dimuliakan atau layak menerima ketaatan penuh. Yesus juga tanpa salah. Tidak ada satu pun cacatan tentang Yesus yang menunjukkan hal-hal yang dapat dituduhkan kepada-Nya. Kehidupan-Nya sempurna. Yesus juga telah mengorbankan hidup-Nya bagi kita dan membuka jalan bagi kita untuk datang kepada Allah.

Jika demikian masihkah kita meragukan bahwa doa kita mungkin belum didengar oleh Allah. Yesus sebagai jurusyafaat kita akan menyampaikan setiap keluh kesah dan permohonan kita kepada Bapa. Jangan pernah kuatir bahwa mungkin saja doa kita terlewat, hal itu tidak mungkin terjadi karena Yesus juga adalah Allah. Ia maha tahu dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Yang terpenting adalah kita menjaga hidup kita agar tetap berkenan di hadapan-Nya, karena penghalang doa kita adalah dosa-dosa kita. Kita harus hidup dalam kekudusan agar doa kita menjadi doa yang memiliki kuasa.

Oleh karena itu, memang Dialah Imam Besar yang kita perlukan; karena Ia kudus, tanpa salah, tidak ternoda oleh dosa, tidak dicemarkan oleh orang-orang berdosa. Kepada-Nya telah diberikan tempat yang mulia di surga.
Ibrani 7:26 (FAYH)