Iman Kristen yang sejati tidak berasal dari diri manusia tetapi merupakan pemberian Tuhan. Dengan kata lain, seorang memiliki iman Kristen bukan sebagai hasil pilihan bijaksana atau kepercayaannya sendiri tetapi Tuhanlah yang memberikan hati untuk dapat mempercayai firman-Nya. Jadi iman Kristen tidak didasarkan pada keyakinan dan pertimbangan logis dan keputusan secara subyektif, melainkan karunia yang Allah berikan. Jika Tuhan tidak bersedia menanamkan iman di dalam hati manusia maka tidak seorang pun sanggup untuk mempercayai-Nya. Itulah sebabnya iman Kristen bukanlah iman yang situasional, sebab jika iman Kristen adalah iman yang situasional atau seseorang percaya karena keadaan atau kondisi tertentu maka suatu saat ia dapat berganti kepercayaan karena pertimbangannya telah berubah.

Karena itu jika kita masih dapat mempercayai Tuhan, masih memiliki keyakinan yang kokoh di dalam Injil, itu semua karena anugerah yang Tuhan berikan bagi kita. Dan jika sampai hari ini kita masih bertahan, artinya iman kita bukan didasarkan pada situasi atau kondisi tertentu, melainkan iman Kristen yang sejati. Mari kita tetap hidup di dalam iman yang sejati ini dengan tekun menanti janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita.

“sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,”
Efesus 2:8