Iman yang dibangun karena takut pada penghukuman bukanlah iman yang benar. Iman seharusnya tidak hanya memandang kepada penghukuman yang akan datang, tetapi juga kepada janji-janji suatu kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Iman ini dilambangkan oleh Abraham yang mencari kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Pada saat Abraham mendengar suara Allah yang menyuruh ia meninggalkan tanah leluhurnya dan mencari sebuah kota yang belum ia kenal. Ia membutuhkan iman yang besar untuk berjalan ke sebuah kota asing, dengan meninggalkan kehidupan yang sangat tentram di tengah keluarganya. Namun ia bertindak dengan iman ketika mendengarkan firman Allah tentang sebuah negeri yang baik.

Kita boleh membandingkan  negeri perjanjian bagi Abraham dengan negeri “perjanjian” yang sedang kita tuju. Sorga adalah tempat nyata yang dipersiapkan Allah bagi mereka yang hidup oleh iman kepada Dia. Bukankah negeri yang kita tuju lebih baik dibanding negeri yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Jika demikian apakah kita masih meragukan Allah, jika karena iman keturunan Abraham menerima janji Allah, kita pun harus yakin bahwa kita pun akan menikmati negeri yang dijanjikannya pada kita. Karena itu tetaplah percaya, miliki iman yang bukan hanya karena takut hukuman, melainkan iman yang mampu mempercayai janji-janji Allah.

Abraham melakukan ini, karena dengan penuh keyakinan ia menantikan Allah membawa dia ke kota surgawi yang kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Ibrani 11:10 (FAYH)