Tuhan Yesus memanggil kita untuk menjadi murid dan pengikut-Nya bukan tanpa alasan. Ada tujuan besar dan upah besar yang akan Allah berikan kepada kita yang setia menjadi murid-Nya. Namun, karena beratnya perjalanan untuk menjadi murid sejati ini ada banyak orang yang mundur untuk menjadi pengikut-Nya. Ada tiga hambatan mendasar untuk menjadi murid sejati yaitu lebih mencintai dunia dan segala isinya, lebih mementingkan pekerjaan dan lebih mementingkan hubungan keluarga di banding Tuhan. Tuhan Yesus memanggil setiap kita untuk mengikuti-Nya secara gagah dan penuh pengorbanan. Jalan masih terbuka lebar, kesempatan masih terbentang di hadapan kita dan tangan Tuhan masih terbuka untuk menerima kita sebagai murid-Nya dan rencana yang indah dan besar telah dipersiapkan bagi kita, bahkan upah yang kekal telah ada dan menanti kita.
Lalu bagaimana sikap kita saat ini, apakah dunia dan isinya masih lebih menarik di bandingkan panggilan-Nya, apakah pekerjaan kita lebih berharga di bandingkan dengan semua yang telah Yesus berikan kepada kita, dan apakah keluarga kita lebih penting dibandingkan dengan rencana-rencana Tuhan bagi hidup kita. Mari kita fokuskan hidup kita untuk sungguh-sungguh mengerti rencana Tuhan sehingga kita lulus dan menjadi murid sejati di hadapan kita, jangan sampai hambatan-hambatan itu menggagalkan kita untuk menjadi seorang murid.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”
Lukas 9:57, 59, 61 (TB)