Skeptik atau acuh adalah salah satu sikap hidup yang ekstrim. Orang yang skeptik adalah orang yang sama sekali tidak bereaksi dan tidak mau tahu dengan dunia karena yang penting baginya adalah hidupnya sendiri. Dunia semakin hari semakin kacau dan absurd, dan semakin banyak orang yang tidak peduli dengan sesamanya. Yang terpenting bagaimana hidupnya dapat berjalan dengan baik dan bahagia, orang lain urusan mereka sendiri. Ketidakpedulian itu terjadi ketika zaman Daniel, ketika Daniel dan ketiga temannya diperhadapkan dengan api yang menyala-nyala akibat membela imannya. Tidak ada seorang pun dari orang Israel yang membela mereka, mereka mencari aman untuk diri mereka sendiri dengan ikut serta menyembah patung yang didirikan oleh raja. Ini membuktikan bahwa hidup skeptik pun terjadi ketika zaman Daniel. Hidup seperti ini juga pernah terjadi di zaman Hizkia, ketika ia ditegur oleh nabi Yesaya bahwa akibat dari perbuatannya anak-anaknya akan menderita ia berkata dalam hatinya “asal ada damai dan keamanan seumur hidupku.” Ini adalah salah satu sikap skeptik.
Lalu bagaimana dengan kita yang hidup di era skeptik, apakah kita juga hidup dengan cara hidup skeptik juga, acuh dengan hidup orang lain, dan berpikiran asal aku hidup dengan baik dan bahagia, aku tidak peduli dengan orang lain. Mari sebagai anak-anak Tuhan, meskipun hidup di zaman skeptik seperti saat ini, jangan kita menjadi skeptik dan bersikap acuh terhadap orang lain. Tuhan mau kehadiran dan keberadaan kita membawa dampak bagi orang lain.
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus
Galatia 6:2 (TB)