Kematian Kristus di sayu salib menyatakan isi hati Allah. Allah Bapa sangat pilu melihat Anak Tunggal Allah harus mati, mengalirkan darah di atas kayu salib, namun di sisi lain Allah Bapa bersukacita karena anak-Nya yang tunggal itu memberikan kepuasaan dalam diri-Nya, yaitu ketaatan yang mutlak. Pada waktu Kristus mati, seluruh kemuliaan Allah dinyatakan, seluruh tuntutan Allah terhadap problema dosa manusia menjadi selesai, Allah Bapa memperdamaikan Diri-Nya dengan orang-orang berdosa, Allah Bapa memilih untuk tidak mengingat dosa manusia. Allah di dalam kemahatahuan-Nya selalu mengingat dosa manusia, tetapi ketika Kristus mati di atas kayu salib, Allah Bapa memilih untuk tidak mengingatnya lagi. Inilah yang disebut dengan anugerah.

Anugerah yang luar biasa itu telah diberikan secara cuma-cuma kepada kita orang yang percaya. Ini terjadi hanya satu kali dalam sejarah manusia. Karena itulah kita harus menghargai dan mempergunakan anugerah itu, sebab ketika anugerah itu telah selesai maka tidak akan ada anugerah lain lagi dan tidak ada seorang pun yang mampu memberikan anugerah itu kepada manusia. Mari kita tetap hidup dan tinggal di dalam anugerah Allah itu, sehingga kita memperoleh bagian dalam kemuliaan yang disediakan Allah bagi Yesus dan bagi kita yang percaya kepada-Nya.

yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
1 Petrus 1:2 (TB)