
Pada waktu itu saya mengalami sakit yang mampu melumpuhkan segala macam aktifitas saya. Penyakit itu menyerang fisik juga psikologi saya sehingga saya menjadi orang yang sangat tertutup. Saya pun berjuang untuk menghadapi rasa sakit itu seorang diri dalam ketakutan-ketakutan.
Saya pun sadar bahwa saya tidak sendiri kala itu. Masih ada keluarga dan juga Tuhan yang senantiasa bersama-sama saya sehingga saya tidak perlu merasakan kesendirian. Terus berharap kepada Tuhan akan sebuah kesembuhan dan meyakininya dengan iman merupakan titik balik kerohanian saya.
Dalam Firman-Nya dikatakan bahwa segala macam ujian yang datang, kita patut menyukurinya dan menganggapnya sebagai sebuah kebahagiaan. Tidak ada cara yang lebih baik dan benar selain menerima dan mengucakpan syukur atas apa yang terjadi dalam kehidpan kita.
Jika ingin memiliki kepribadian yang matang, maka kita harus bisa melalui semua cobaan itu dengan kesabaran, ketekunan, kerendahan hati dengan tetap memegang teguh iman percaya kita kepada Tuhan.
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan
Yakobus 1:2