
Di luar halaman gedung sebuah perusahaan ternama baru saja terjadi keributan. Ada seorang pemuda yang adalah salah karyawan peusahaan tersebut terlihat marah-marah. Pemuda itu baru saja mengusir dua orang pengemis yang berusaha masuk ke dalam gedung untuk meminta-minta.
Pemuda itu kembali ke ruangannya setelah jam makan siang dan di atas mejanya terdapat sebuah amplop coklat. Biasanya itu adalah sebuah proyek yang harus ia kerjakan, namun ia salah. Betapa etrkejutnya setelah ia membaca surat pemecatan dirinya. Rupanya yang tadi pagi dia usir, yang dianggap sebagai pengemis adalah pemilik perusahaan itu. Ia gagal menghargai orang lain karane menilai dari penampilan, maka ia gagal juga dalam karirnya.
Jangan pernah menilai seseorang dari apa yang bisa kita lihat sebab kemampuan orang lain bisa saja melebihi apa yang mampu kita lihat. Mulailah untuk belajar menghargai orang lain sebab dari situ pulalah takaran orang lain untuk menghargai kita. Segala hal baik itu hendaknya dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, maka kita pasti akan menuainya.
Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!
Yesaya 5:21